- Back to Home »
- PENGETAHUAN BAHAN DAN KERUSAKAN IKAN
Posted by : Hasma
Senin, 31 Agustus 2015
Karakteristik Ikan
- Sebagai bahan pangan, ikan mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia karena selain mudah dicerna, ikan mengandung protein cukup tinggi (15 – 20 %) dengan susunan asam amino yang cukup lengkap.
- Kandungan lemak pada ikan cukup rendah ( 0,5 – 20 %)
- Sebagian besar merupakan asam lemak tidak jenuh terutama asam lemak Omega-3. Asam lemak Omega 3 yang ada didalam ikan adalah asam linolenat, asam eikosapentanoat (EPA) dan asam dokosaheksanoat(DHA).
- Selain mengandung vitamin A dan vitamin D, ikan juga merupakan sumber berbagai mineral seperti besi, fosfor, jodin, kalsium, magnesium, selenium, seng dan tembaga
KANDUNAN GIZI IKAN PER 100 GRAM BAHAN
( Sumber: Hardinsyah dan Dodik Briawan, 1994)
Jenis Ikan
|
Air (%)
|
Protein (%)
|
Lemak(%)
|
Karbo hidrat (%)
|
Ca
(mg)
|
P
(mg)
|
Fe
(mg)
|
Ikan Gabus segar
|
69,4
|
25,2
|
1,7
|
0
|
62,0
|
176,0
|
0,9
|
Ikan Bandeng
|
66,0
|
19,0
|
13,0
|
0
|
48,0
|
150,0
|
0,4
|
Ikan
Kakap
|
77,0
|
20,0
|
0,7
|
0,7
|
20,0
|
200,0
|
1,0
|
Ikan
Kembung
|
76,0
|
22,0
|
1,0
|
1,0
|
20,0
|
200,0
|
1,0
|
Ikan Lemuru
|
76,0
|
20,0
|
3,0
|
3,0
|
20,0
|
100,0
|
1,0
|
Kepiting
|
68,1
|
13,8
|
3,8
|
3,8
|
210,0
|
250,0
|
1,1
|
Udang
|
75,0
|
21,0
|
0,2
|
0,2
|
136,0
|
170,0
|
8,0
|
KANDUNGAN ASAM LEMAK OMEGA
3 PADA IKAN LAUT PER 100 GRAM
Jenis ikan
|
Kandungan Omega ( gram )
|
Tuna
Tongkol
Tenggiri
Lemuru
Layang
Kembung
Bawal
Sarden
Salmon
Makerel
Herring
Haibut
|
2,1
1,5
2,6
1,2
2,1
2,2
0,6
1,2
1,4
1,9
1,2
1,3
|
ASAM LEMAK OMEGA-3
Asam lemak
Omega-3 mempunyai manfaat yang baik
untuk
kesehatan manusia, yaitu :
-
Mencegah penggumpalan keping-keping darah sehingga
mengurangi resiko terkena penyakit jantung
koroner
- Asam
lemak ini bersifat hipokolesterolemik yang dapat menurunkan kadar kolesterol
- Mampu
meningkatkan daya tahan tubuh serta berperan dalam pertumbuhan otak pada janin
serta pendewasaan sistem saraf
-
Mencegah terjadinya agregasi sel darah merah
-
Membantu perkembangan penglihatan dan kekebalan tubuh bagi bayi dan
balita
-
Mengkonsumsi asam lemak Omega-3 semasa kehamilan dapat
meningkatkan pertumbuhan janin.
FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB
KERUSAKAN IKAN
-
Enzimatis
Secara alami didalam tubuh ikan terutama
didalam alat pencernaan mengandung enzim . Pada waktu ikan hidup, enzim
mempunyai aktivitas sesuai dengan fungsi
masing-masing. Pada ikan mati, enzim
dapat merusak/ menguraikan protein menjadi putresin, isobutilamin, kadaverin dan senyawa lain yang
akan menimbulkan bau busuk/tidak sedap
-
Mikrobiologis
Kadar air ikan yang cukup tinggi dan
susunan jaringan yang longgar menyebabkan mikro organisme mudah tumbuh dan
berkembang. Selain itu kesalahan pengolahan dan penanganan yang mengakibtkan
luka mekanis juga akan memudahkan bakteri masuk dalam tubuh ikan. Berbagai
jenis bakteri dapat menguraikan gizi ikan menjadi senyawa-senyawa berbau busuk
dan anyir, seperti indol,H2S dan lain-lain
- Fisis
Penyimpanan ikan pada suhu kamar akan
mempercepat proses kerusakan/pembusukan ikan. Aktivitas enzim dan
mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh suhu. Penyimpanan ikan dalam lemari
pendingin atau pembeku, mampu menghambat aktivitas mikroba atau enzim. Setiap
penurunan 8°C menyebabkan kecepatan reaksi metabolisme berkurang menjadi
kira-kira setengahnya. Selain penyimpanan pada suhu dingin atau suhu beku,
kecepatan reaksi dapat juga dihambat dengan pengawetan lain seperti penggaraman
dan pengeringan.
- Oksidasi lemak
Lemak ikan mengandung asam lemak tidak
jenuh yang mudah
mengalami oksidasi menghasilkan bau tengik.
Reaksi oksidasi lemak tergantung pada jenis ikan ( ukuran, kadar lemak, musim )
dan kandungan Trimetil amin oksida ( TMAO ) yang terdapat pada ikan.
Fisiologi Pasca Mortem
Setelah
ikan mati (pasca mortem) maka akan terjadi perubahan- perubahan komponen
penyusun daging ikan. Fase pasca mortem dapat dibagi tiga yaitu fase pre-rigor, fase rigor dan fase post -rigor.
- Fase pre rigor: yaitu fase antara ikan sedang mengalami
kematian sampai mati ( fase sebelum ikan mengalami
rigor/kaku ). Pada fase ini terjadi proses
kimiawi,
pertumbuhan bakteri berlangsung lambat,
terjadi
pelepasan lendir dari kelenjar dibawah
kulit permukaan
tubuh , pH sekitar 7 dan daging menjadi
lunak dan lentur
- Fase
rigor mortis: pada fase ini daging ikan menjadi keras
( kaku ) dan ikan masih dalam keadaan
segar. Hal ini terjadi setelah
1 - 7 jam ikan mati dan apabila dibekukan
maka fase ini terjadi setelah
3 - 120 jam. Ikan akan menjadi lunak
kembali pada fase pasca rigor
mortis dan proses pembusukan berlangsung.
- Fase post
rigor mortis: pada fase ini terjadi karena
bekerjanya enzim proteolitik yang memecah
protein menjadi
molekul-molekul mikro. Setelah proses ini,
maka akan terjadi
kerusakan mikrobiologi pada ikan. Bakteri
yang menyebabkan
busuk pada ikan umumnya adalah bakteri
yang biasa terdapat pada
lendir luar serta didalam perut ikan.
Jenis bakteri yang dijumpai tergantung pada suhu penyimpanan.
- Penanganan pasca mortem pada ikan
dilakukan dengan proses
refrigerasi, umumnya dengan pendinginan
yakni penurunan suhu mencapai 0°C dan pembekuan yakni menurunkan suhu dari 0°C
sampai dibawah 0°C.
CIRI UTAMA IKAN SEGAR
Kulit
berwarna terang dan jernih, masih kuat membungkus tubuh, dan tidak mudah sobek
terutama di bagian perut. Warna-warna khusus yang ada pada kulit masih terlihat
jelas
- Sisik berkilap, menempel kuat pada tubuh dan sulit dilepas
- Sirip
elastis, bila ditarik atau dikembangkan kembali ke tempat semula
- Mata
tampak terang jernih, menonjol, dan cembung.
- Insang
berwama merah sampai merah tua, terang dan lamella insang terpisah. Selain itu
insang masih tertutup lendir berwama terang.
- Daging
masih melekat kuat pada tulang. Warna putih cemerlang
- Bila
ditekan dengan jari, tidak tampak bekas lekukan. Daging terasa kenyal (ikan fase pre-rigor) atau
tegang (ikan fase rigor)
- Daging
perut masih utuh
- Bau
segar, khas bau ikan
- Bila ditaruh dalam air maka ikan akan
tenggelam.
CIRI CIRI IKAN YANG MULAI BUSUK
Kulit warna suram, pucat dan banyak lendir. Terlihat
mengendor dibeberapa tempat tertentu dan mudah sobek
- Warna
warna khusus sudah hilang
- Sisik
kurang berkilap dan mudah terlepas dari tubuh.
- Sirip
kaku, bila ditarik atau dikembangkan akan koyak.
- Mata
tampak suram, tenggelam, dan berkerut.
- Insang
berwarna coklat suram, atau abu-abu dan lamella insang
berdempetan. Lendir insang keruh dan berbau asam,
menusuk hidung.
- Daging
yang lunak menandakan fase rigor sudah selesai (post rigor) Bila ditarik dengan
jari maka daging terasa lembek dan tampak bekas lekukan. Dagingpun mudah lepas
dari tulang.
- Isi
perut sering keluar. Daging berwarna kuning kemerah-merahan terutama di sekitar
tulang punggung.
- Bau
tak enak, lama kelamaan menjadi anyir.
- Bila
ditaruh dalam air maka ikan mengapung.
sumber : Dwi Sutrisniati ( Balai Besar Industri Agro )